Hikmah Pergantian Siang dan Malam


Oleh Ust. Yusuf Mansur
Sebagaimana senangnya kita menerima siang, kitapun harus senang menerima kehadiran malam. Sebagaimana siapnya kita menerima terang, kitapun harus siap menerima datangnya kegalapan. Sebagaimana senangnya kita menerima kemudahan, kita mesti senang menerima kesulitan.
Apa hikmah yang bisa kita petik dari pergantian siang dan malam? Salahsatunya adalah kehidupan tidak selamanya terang. Ada malam yang bakal menjelang. Dan sebaliknya, kehidupan juga tidak selamanya gelap. Pasti ada pagi yang akan datang membawa terang.
Saudaraku, tidak selamanya manusia berada di dalam kesenangan. Ada saat-saat di mana manusia disentuh kesusahan, disapa kesulitan. Nah, baiknya apapun keadaan yang kita lalui, jangan sampai kehilangan kebersyukuran. Karena ketahuliah saudaraku, tidak banyak orang yang dapat bersyukur ketika diberi kesenangan. Dan tambah banyak lagi yang tidak mampu bersyukur di tengah kesulitan yang mendera. Sedangkan kita harus menjadi pemenang di setiap apapun keadaan kita, dengan menjadi manusia-manusia yang penuh syukur. Apalagi kita juga harus fair. Sebagimana senangnya kita menerima kesenangan, kita juga mesti senang (baca: siap, ridho, ikhlas, sabar dan syukur) menerima kesulitan. Keikhlasan kita menerima kesulitan, keikhlasan kita menerima kesusahan, akan membuat tubuh kita, hati kita, dan pikiran kita juga menolak menderita. Sebab ia bukan lagi penderitaan, melainkan anugerah Ilahi. Kemudian setelahnya kita tanamkan keyakinan, bahwa kesulitan dan permasalahan yang kita hadapi adalah sebagai pintu bagi datangnya kesenangan sesudahnya. Dan memang ini yang harus kita yakini; tidak selamanya kita akan sudah. Yakinlah, kesusahan akan berlalu. Senang itu biasa. Susah itu juga biasa. Sebagaimana datangnya siang dan malam, ia akan senantiasa berputar. Dan inilah kehidupan.
Sementara itu, ada memang yang menggelapkan siangnya sendiri. Tidak mengapa. Allah Maha Rahman Maha Rahim, Maha Pengasih Maha Penyayang. Di antara kerahmanan dan kerahiman-Nya, Dia membuka pintu ampunan sepanjang umur kita. Dia bentangkan kebijaksanaan pengampunan dan maaf-Nya untuk kita. Dia bentangkan kebijaksanaan pengampunan dan maaf-Nya untuk kita, selama kita hidup. Kalaulah kesulitan yang ada, kalaulah kesusahan yang timbul, kalaulah permasalahan yang hadir, adalah memang sebab satu dua kesalahan kita, terhadap Allah dan terhadap manusia, maka memohon ampun, memperbanyak istighfar, memperbanyak sedekah, dan perbaikan diri, akan menyebabkan semua duka berlalu dari kehidupan kita. Kehidupan kita akan terang kembali.
Di malam hari ada bintang dan rembulan, yang menyinari malam. Inilah sebagian tanda-tanda- Nya, bahwa meskipun kehidupan kita sedang gelap, maka cahaya iman akan bisa terus menerus menerangi kegelapan kita. Dengan iman, kita bisa mensyukuri semua keadaan. Ketika di atas kita tidak lupa, dan ketika di bawah kita tidak berputus asa.
Di malam hari yang mestinya sunyi, pun ramai dengan binatang malam. Menghidupkan malam yang harusnya mati. Inilah juga sebagian tanda-tanda- Nya. Kita belajar menghidupkan hati dengan membangun iman di hati kita. Bahwa di tengah kehidupan kita, di tengah kesulitan dan kesusahan kita, di tengah permasalahan dan keinginan kita, ada Allah Yang Maha Kuasa atas segala hal. Ada Allah Yang Maha Melihat kesusahan kita. Ada Allah Yang Maha Kuasa-Nya tidak berbatas tidak bertepi. Ada Allah Yang Maha Menolong. Ada Allah Maha Meringankan. Ada Allah Yang Maha Memudahkan. Ada Allah Yang Maha Mengubah keadaan…
Selalu ada Allah di kehidupan ini, Yang Maha Segala-galanya. Kita tinggal melangkah kepada Allah, datang dan mendekatkan diri kep[ada-Nya, kemudian mengundang-Nya hadir di kehidupan kita. Bila salah minta ampun, bila kurang benar minta diluruskan, bila diuji minta disabarkan. Kepada siapa lagi kita hadapkan permasalahan kita kalau bukan pada-Nya? Sedangkan kita tahu, bahwa dunia ini, dengan segala isinya, termasuk kesusahan dan kesenangan kita, keinginan dan kehendak kita, ada di dalam genggaman-Nya.
Semoga Allah menjadikan kita manusia-manusia yang bisa selalu mengintropeksi diri dan memperbaiki diri. Semoga Allah Yang Maha Menyelamatkan, menyelamatkan kita semua dari kebodohan dan keburukan diri kita sendiri. Semoga pula Allah menyelamatkan yang lain dari kesalahan dan dosa diri kita sendiri. Supaya kita tidak menjadi penyebab bagi keburukan dan kesulitan orang lain. Dan semoga kita menjadi manusia-manusia yang banyak manfaatnya, sedikit madharatnya.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Di balik pergantian siang dan malam dengan judul Hikmah Pergantian Siang dan Malam. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://cintailmuseni.blogspot.com/2013/06/hikmah-pergantian-siang-dan-malam.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Unknown - Rabu, 05 Juni 2013

Belum ada komentar untuk "Hikmah Pergantian Siang dan Malam"