A. Hal
Yang Disiapkan Sebelum Menulis
Langkah-langkah yang harus dipersiapkan diantaranya
yaitu:
1. Ilmu
Penunjang
Beberapa hal yang mempengaruhi gaya pemikiran dan
bentuk kreativitas terkait dengan kaligrafi Arab antara lain kajian seputar
al-Qur’an dan bahasa Arab serta cabang-cabang yang terkait dengannya.
2. Bakat
Banyak orang yang menganggap bahwa bakat merupakan
satu-satunya jalan mulus untuk memperoleh sesuatu. Dalam kaligrafi, bakat hanya
mempunyai peranan kecil dalam mempercepat belajar dan mendapatkan hasil.
Sesungguhnya yang menentukan cepat atau lambannya belajar kaligrafi adalah
latian yang kontinyu disertai kesabaran dan ketekunan.
3. Guru atau
Buku Panduan
Guru yang memandu jalannya proses belajar hana mampu
berperan dalam memberi motivasi, memberi teori dalam latihan, dan lainnya yang
berhubungan dengan pengajaran atau latihan. Jadi pemandu yang profesional akan
lebih bisa membantu dalam belajar dan mempercepat hasil yang baik.
4. Peralatan
Tulis
Peralatan yang harus dipersiapkan sebelum memulai
penulisan kaligrafi terdiri dari dua jenis, yaitu perakatan pokok dan peralatan
pendukung. Peralatan pokok ada empat sebagaimana seorang penyair Arab
melukiskan putaran perempat dalam senandungnya :
Seperempat tulisan ada pada
hitam tintanya , Seperempat: indahnya kreasi sang penulis, Seperempat ada pada
kalam/pena:Engkau serasikan potongannya. Dan pada kertas-kertas pada faktor
keempat.
Jadi ada empat faktor sekaligus penentu kualitas suatu
karya yaitu:
Pertama tinta yang jelas atau sejenisnya termasuk cat.
Kedua
kelihaian sang penulis yang dalam hal ini tangannya mahir menggerakkan pena.
Ketiga
adalah kalam atau pena yang terpotong rapi atau sejenisnya seperti kuas, bambu.
Keempat adalah kertas yang bagus atau sejenisnya seprti kain kanvas,
tripleks, tembok dll.
Kertas yang merembes sangat menyulitkan goresan.
Tingkat kemiringan pelatuk pulpen juga harus disesuaikan, karena setiap gaya
khat idealnya ditulis oleh pulpen dengan tingkat kemiringan pelatuk yang berbeda-beda.
Posisi umum pelatuk ketika berada dipermukaan kertas berkisar antara 60° s/d 90°. Adapun rinciannya : Khat Naskhi berkisar 75° s/d 85°, Khat Tsuluts berkisar antara 75°s/d 90°, Khat Riq’ah berkisar antara 60° s/d 65°, Khat Diwani berkisar antara 85° s/d 90°, Khat Diwani Jali berkisar antara 80° s/d 90°, dan Khat Farisi berkisar antara 75° s/d 85°. Khat Kufi tidak memakai sistem ini. Tidak hanya
kertas dan pena, tinta juga harus dipilih yang bermutu, namun semuanya tetap
berpulang kepada kecerdikan dan kepiawaian sang khattat.
5. Kondisi
Psikologis
Kondisi psikologis juga mempengaruhi dalam proses
belajar guna memperoleh hasil. Namun kondisi ini lebih banyak diketahui oleh
penulis sendiri.
B. Mengolah Kalam/Pena
Pulpen atau dalam bahasa Arabnya Qalam merupakan suatu
karakter tersendiri bagi penggunanya. Ada yang menyukai pulpen mahal, karena
menyangkut gaya atau gengsi. Pulpen mewah bermerk Waterman misalnya,
sempat mengisi saku orang-orang ternama dunia seperti Ratu Mary dari Kerajaan
Belgia, Ratu Rumania, Kaisar Cina dan Presiden AS Bell Clinton. Ada juga pulpen
mewah lain seperti Montblanc Sailor atau Montegrappa model
Solitaire Royal bertatahkan berlian dan emas yang harganya
puluhan juta bahkan ratusan juta rupiah melalui pesanan khusus. Pulpen apapun
yang penting pelatuk atau mata penanya bagus dan potongannya rapi tetap bisa
menghasilkan tulisan yang bagus, tidak mesti yang mewah seperti pulpen tersebut
diatas.
Mata pena pulpen cair idelalnya digunakan untuk
tulisan selebar 2-3 mm. Untuk ukuran lebih lebar, dapat digunakan kalam lain
seperti tangkai bambu, ranting kayu, roan, handam, batang emas, batang enau
atau aren. Sedangkan kapur tulis atau dobel pensil dapat digunakan untuk
mendesain tulisan yang lebih lebar lagi dari ukuran kalam-kalam tersebut. Pada
dasarnya kalam dapat dibuat dari apa saja yang memngkinkan. Asal banyak akal,
benda sederhana seperti kayu dapur atau ranting di tempat sampah dapat
dijadikan kalam. Spidol besar atau kecil yang mata penanya dipotong miring dan
ditipiskan jga dapat dijadikan bahan kalam khat.
Setelah menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan, kalam
dapat diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut :
a. Ambillah
sepotong ranting bambu atau sejenisnya yang lurus, kira-kira 20 cm sebesar jari
telunjuk dan kelingking. Bisa juga spidol atau pena yang mata penanya belum
dipotong.
b. Ratakan ujung
bambu atau spidol tersebut agar rapi. Kemudian rautlah perut kalam dari bagian
salah satu sisi untuk sejenis bambu dan rautlah dari bagian samping kanan dan
kiri untuk sejenis spidol dengan pisau tajam atau cutter
c. Potonglah
ujung mata penanya dalam bentuk moncong ke kanan atau miring dengan kemiringan ± 45° atau menurut kebutuhan.
d. Agar tinta
lebih banyak tersimpan dan supaya aliran tintanya lancar serta teratur, belahlah
gigi kalam, persis seperti ujung kalam yang biasa digunakan. Dan dibuatkan
lubang kecil pada muara aliran tinta tersebut di tengahnya persis.seperti mata
pena pulpen cair.
e. Agar rapi dan
halus, gosoklah ujung mata pena dengan amplas. Hendaknya diperhatikan, bahwa
pada dasarnya potongan ujung kalam tidak harus tajam tipis seperti pisau,
tetapi dibikin agak tumpul dan rata menurut ukuran yang dianggap layak. Mata
pena metal atau pulpen cair dapat dipotong miring langsung kemudian mata
penanya dihaluskan dengan amplas besi atau digosok diatas tegel, keramik, atau
kaca. Saat penghalusan, perut kalam harus berisi tinta untuk menguji coba
tingkat kehalusan goresan
f. Setelah
proses tersebut selesai, barulah kalam siap untuk digunakan.
Sedangkan peralatan pendukung dalam menulis kaligrafi
untuk menambah kemudahan dan kelancaran adalah seperti pensil, penghapus,
penggaris, tip-ex, cutter, kertas tissu dan kondisi ruangan yang baik.
C. Teknik
Dasar Penulisan Kaligrafi
Setelah langkah awal sudah dipersiapkan dengan
maksimal, seseorang yang ingin berlatih menulis kaligrafi harus mengetahui
terlebih dahulu teknik dasar atau kiat-kiatnya. Walaupun kelihatannya berlatih
kaligrafi adalah kegiatan plagiat atau meniru tulisan yang sudah ada
sebelumnya, namun dengan tanpa mengetahui teknik dasarnya maka kenerhasilan
akan sulit diperoleh atau kemungkinan suksesnya 20 %. Sedangkan dengan
mengetahui teknik akan membuat kemungkinan sukses 80 %. Teknik dasar yang
dimaksud disini adalah cara memegang pena. Memegang pena adalah syarat utama
dalam mencapai kesuksesan menulis kaligrafi. Yang dimaksud memegang pena adalah
meletakkan posisi mata pena diatas kertas. Hampir 100 % kegagalan dalam
berlatih kaligrafi disebabkan kesalahan dalam meletakkan posisi mata pena
diatas kertas dengan kemiringan yang hampir berbeda-beda dari tiap jenis khat.
Tingkat kemiringan mata pena telah disinggung diatas.
Adapun kiat pendukung yang harus dilakukan untuk
menunjang teknik dasar adalah :
i. Konsisten,
artinya dalam memegang pena, posisi mata pena harus sesuai dengan jenisnya dan
posisi tersebut harus tetap konsisten (tidak berubah) kecuali pada kondisi atau
pada huruf-huruf tertentu.
ii. Kontinue,
artinya kegiatan tulis-menulis ini harus dilakukan terus-menerus secara rutin
agar tangannya tidak kaku. Hal ini harus dijaga terus, apalagi pada masa-masa
awal yang masih labil, sebab hampir 50 % kegagalan seseorang meraih kesuksesan
dalam berlatih kaligrafi dikarenakan inkontinue.
iii. Evaluasi, hal
ini bisa dilakukan dengan menyetorkan hasil tulisan kepada guru atau teman yang
dipandang mampu mengoreksi.
Selain itu masih ada beberapa kiat yang terkait dengan
kemahiran tangan dalam menggerakkan pena pada goresan yang benar dan hal ini
dikenal dengan teknik pelemasan, yaitu :
1. Membuat garis
lurus dengan menggunakan pulpen atau pensil yang arahnya dari atas ke bawah dan
sebaliknya serta dari kanan ke kiri atau sebaliknya.
2. Membuat garis
melengkung atau lingkaran dengan menggunakan pulpen yang arahnya sama dengan
poin nomor 1.
Menulis dengan pensil atau pulpen bentuk-bentuk
hurufnya selanjutnya ditebalkan dengan spidol yang telah dipotong miring.